Jhana
berarti kesadaran atau pikiran yang memusat dan melekat kuat pada objek.
Ada juga istilah lain, kammathana/meditasi,
yaitu kesadaran/pikiran terkonsentrasi pada objek dengan kekuatan
appana-samadhi (konsentrasi yang mantap, yaitu kesadaran/pikiran terkonsentrasi
pada objek dengan kuat).
Faktor-faktor jhana
Faktor-faktor
jhana ada lima macam
1.
Vittaka,
ialah penopang pikiran yang merupakan perenungan permulaan untuk memegang
objek.
2.
Vicara,
ialah gema pikiran, keadaan pikiran dalam memegang objek dengan kuat.
3.
Piti,
ialah kegiuran atau kenikmatan.
4.
Sukha,
ialah kebahagiaan yang tidak terhingga.
5.
Ekaggata,
ialah pemusatan pikiran yang kuat.
Vikkhambhana-Pahana
adalah penekanan/pengendapan nivarana (rintangan/hambatan) dengan kekuatan
jhana, yaitu dengan mengendapkan kekotoran batin. Selama jhana masih ada selama
itu pula nivarana tidak timbul. Tetapi, bila jhana merosot, maka nivarana akan
timbul lagi.
Jhana merupakan alat
penekan/pengendap nivarana,
1. Vittaka menekan/mengendap thina-middha
2. Vicara menekan/mengendap vicikiccha
3. Piti menekan/mengendap byapada
4. Sukha menekan/mengendap uddhacca-kukkuca
5. Ekaggata menekan/mengendap kamachanda
Tingkat-tingkat jhana
Menurut
Abhidhammapitaka, terdapat 9 tingkat jhana
1.
Pathama-jhana,
ialah jhana tingkat pertama.
Keadaan
batin terdiri dari lima corak, yaitu vitakka, vicara, piti, sukha, dan
ekaggata.
2.
Dutiya-jhana,
ialah jhana tingkat kedua.
Keadaan
batin terdiri dari empat corak, yaitu, vicara, piti, sukha, dan ekaggata.
3.
Tatiya-jhana,
ialah jhana tingkat ketiga
Keadaan
batin terdiri dari tiga corak, yaitu piti, sukha, dan ekaggata.
4.
Catuttha-jhana,
ialah jhana tingkat keempat
Keadaan batin terdiri dari dua corak,
yaitu sukha, dan ekaggata.
5.
Pancama-jhana,
ialah jhana tingkat kelima
Keadaan batin terdiri dari dua corak,
yaitu upekkhā dan ekaggata.
6.
Akasanancayatana-jhana,
ialah jhana tingkat keenam
Keadaan dari konsepsi ruangan yang tanpa
batas
7.
Viññanancayatana-jhana,
ialah jhana tingkat ketuju
Keadaan dari konsepsi kesadaran yang tak
terbatas.
8.
Akincaññayatana-jhana,
ialah jhana tingkat kedelapan
Keadaan dari konsepsi kekosongan
9.
Nevasaññanasannayatana-jhana,
ialah jhana tingkat kesembilan
Keadaan
dari konsepsi bukan pencerapan pun tidak bukan pencerapan. (1-5
rupa jhana, 6-9 arupa jhana)
Menurut
sutta pitaka, terdapat 8 tingkat jhana
1.
Pathama-jhana,
ialah jhana tingkat pertama.
Dimana nivarana telah dapat diatasi
dengan seksama. Keadaan
batin terdiri dari lima corak, yaitu vitakka, vicara, piti, sukha, dan
ekaggata.
2.
Dutiya-jhana,
ialah jhana tingkat kedua.
Keadaan batin terdiri dari empat corak,
yaitu, vicara, piti, sukha, dan ekaggata.
3.
Tatiya-jhana,
ialah jhana tingkat ketiga
Keadaan batin terdiri dari tiga corak,
yaitu piti, sukha, dan ekaggata.
4.
Catuttha-jhana,
ialah jhana tingkat keempat
Keadaan batin terdiri dari dua corak,
yaitu ekaggata dan upekkhā.
5.
Akasanancayatana-jhana
Keadaan dari konsepsi ruangan yang tanpa
batas
6.
Viññancayatana-jhana
Keadaan dari konsepsi kesadaran yang tak
terbatas.
7.
Akincaññayatana-jhana
Keadaan dari konsepsi kekosongan
8.
Nevasaññanasaññayatana-jhana
Keadaan
dari konsepsi bukan pencerapan pun tidak bukan pencerapan. (1-4rupa
jhana, 5-8 arupa jhana)
Dalam
Abhidhamma, tingkatan rupa jhana ada lima, karena hal ini disesuaikan menurut
keadaan, menurut bagian, dan jumlah kesadaran yang berada dalam
rupa-vacara-citta, sebab kesadaran dari manda-puggala (orang yang tidak cerdas)
tidak dapat melihat kekotoran dari vitakka dan vicara kedua-duanya ini
sekaligus dalam waktu yang sama, hanya dapat membuang ‘keadaan batin’ satu
persatu, yaitu dutiya-jhana membuang vitaka dan, tatiya jhana membuang vicara.
Tetapi, tikkha puggala (orang yang cerdas) mampu menyelidiki dan melihat
kokotoran dari vitakka dan vicara sekaligus dalam waktu yang sama, dan membuang
vitakka dan vicara sekaligus. Karena itu, dalam sutta Pitaka, tingkatan rupa
jhana ada empat.
Anapanassati dapat
menolong objek yang lain
Setelah
seseorang mencapai jhana keempat dengan anapanassati ia akan lebih mudah bila
hendak menggunakan menggunakan ketigapuluh Sembilan objek lainnya. Dengan cara,
pertama masuk jhana keempat dengan objek anapanassati kemudian turun sampai ke
upacara Samadhi, disini kita memakai objek yang lain yang kita kehendaki. Dalam
waktu tiga hari orang tersebut akan memperoleh jhana tertinggi dari objek yang
digunakan.
Jhana tertinggi dalam
anapanassati
Meditasi
dengan objek anapanassati dapat memperoleh jhana keempat atau kelima, sehingga
tidak mengetahui keluar masuknya nafas. Orang demikian dikatakan nafasnya telah
putus namun sesungguhnya tidak, Hanya karena batin terputus sehingga dapat
memisahkan dengan aktifitas jasmani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar