Vipassanā:
Seluruh fenomena Batin dan jasmani atau nama dan rupa:
1.
Panca Khandha
2.
12 ayatana
3.
18 dhatu
4.
22 indriya
5.
4 ariya sacca
Penjelasan obyek Vipassanā
1.
Pancakhandha
a.
kelompok
jasmani (rupa khandha)
bentuk rupa terdiri
dari 28 unsur, yaitu mahabhuta rupa 4, dan 24 upada rupa yang tumbuh dan
berkembang dari mahabhuta rupa. Mereka tumbuh dan berkembang menjadi jasmani
karena karma yang lalu, pikiran dalam kehidupan sekarang, panas (utu) dan
makanan (ahara), baik selagi dalam kandungan ibu dan setelah dilahirkan. Mereka
disebut rupa dengan pengertian bahwa mereka berubah atau hancur karena pengaruh
panas dan dingin.
b.
kelompok
perasaan (vedana khandha)
vedana adalah
perasaan yang berupa menyenangkan, menyedihkan, yang bukan menyenangkan dan
bukan menyedihkan, yang timbul karena kontak indria dengan obyek penginderaan.
c.
Kelompok
Pencerapan (sañña khandha)
Sañña
adalah pengenalan kembali terhadap apa
yang pernah kontak dengan kita melalui penginderaan, seperti terekam
dalam batin kita. Pengenalan ini berkaitan dengan penginderaan melalui enam
indria.
d.
Kelompok
pikiran (sankhara khandha)
Sankhara khandha
adalah kehendak (cetana) yang disebabkan oleh pencerapan dan perasaan yang
timbul secara simultan. Kehendak ini mungkin baik atau buruk.
e.
Kelompok
Kesadaran (Viññana khandha)
Viññana adalah
kesadaran yang timbul karena kontak
indra dengan penginderaan. Kesadaran yang timbul karena kontak itu akan banyak
sekali.
2.
Dua belas ayatana
Menurut
kamus Baru Buddha Dhamma, halaman 47:
Pengertian
Ayatana adalah 12 pokok atau sumber landasan indriya untuk mengetahui yang
berperan pada perkembangan batin - 6 landasan indriya bagian dalam dan 6
landasan indriya bagian luar.
Menurut
kompilasi istilah Buddhis, halaman 18:
Pengertian
ayatana adalah indriya. Terdapat 12 dasar proses mental. 6 merupakan 5 indriya
dan pikiran, 6 lainnya adalah objek indriya berkaitan, konsepsi atau pikiran
yang menjadi objek pikiran.
Menurut
kamus Buddha Dhamma, halaman 40:
Pengertian
ayatana adalah unsur indiya untuk mengetahui sesuatu.
Jadi
Ayatana adalah pokok landasan indriya yang berjumlah 12 terdiri dari enam
landasan indriya dalam dan enam landasan indriya luar yang merupakan dasar
proses mental untuk mengetahui yang berperan pada perkembangan batin.
Isi
dari Ayatana adalah:
Dibagi
menjadi 2
1.
Enam
landasan indriya bagian dalam, yang terdiri dari:
a.
Cakkhu (mata)
b.
Sota (telinga)
c.
Ghana (hidung)
d.
Jivha (lidah)
e.
Kaya (badan
jasmani)
f.
Mano (pikiran)
2.
Enam
landasan indriya bagian luar, yang terdiri dari:
a.
Rupa (bentuk
yang dapat dilihat)
b.
Sadda (suara)
c.
Ghandha (bau-bauan)
d.
Rasa (rasa)
e.
Photthabha (objek
yang kontak dengan badan jasmani/sentuhan)
f.
Dhamma (objek
atau hal yang
timbul di dalam pikiran)
Penjelasan enam landasan indriya
bagian dalam:
1.
Cakkhu
(mata)
syaraf
di dalam bola mata yang dapat melihat bermacam-macam rupa. Syaraf ini disebut
Cakkhu Pasada.
2.
Sota
(telinga)
syaraf
di dalam lubang telinga yang dapat mendengar suara. Pengertian sota disini
bukan berarti daun telinga melainkan syarafnya yang juga dapat disebut Sota
Pasada.
3.
Ghana
(hidung)
syaraf
di dalam hidung yang dapat mencium bau-bauan. Syaraf ini disebut Ghana Pasada.
4.
Jivha
(lidah)
syaraf
lidah yang dapat merasakan rasa. Syaraf ini disebut Jivha Pasada.
5.
Kaya
(tubuh)
syaraf
yang merasakan adanya sentuhan antara badan jasmani dengan benda-benda di luar
tubuh. Syaraf ini berada di seluruh badan jasmani kecuali gigi, kuku, dan
rambut tidak mempunyai syaraf perasa. Syaraf ini disebut Kaya Pasada.
6.
Mano
(pikiran)
Yaitu Citta.
Penjelasan enam indriya bagian
luar:
7.
Rupa
(bentuk)
sesuatu
bentuk yang dapat dilihat dengan cakkhu.
8.
Sadda
(suara)
sesuatu
yang dapat didengar melalui sota.
9.
Ghanda
(bau- bauan)
sesuatu
yang dapat dibau
melalui ghana
10. Rasa
(rasa)
sesuatu
yang dapat dirasakan melalui jivha
11. Photthabha
(sentuhan)
sesuatu
yang dirasakan karena ditimbulkan oleh kaya
12. Dhamma
(bentuk-bentuk pikiran)
sesuatu
yang dipikirkan/timbul
dalam
pikiran (citta)
Hubungan
antara enam landasan indriya subjektif (indra dalam) dan enam landasan indriya objektif (indra luar):
1.
Cakkhuyatana-rupayatana
kesadaran
mata mengenali objek-objek visual atau bentuk. Bentuk arau rupa merupakan objek
dari indriya mata
2.
Sotayatana-saddayatana
kesadaran
telinga mengenali objek-objek suara. Suara atau bunyi-bunyian merupkan objek
dari indriya telinga
3.
Ghanayatana-ghandayatana
kesadaran
hidung mengenali objek-objek bebauan. Bau-bauan merupakan objek dari indriya
hidung
4.
Jivhayatana-rasayatana
kesadaran
lidah mengenali objek-objek citarasa. Rasa merupakan objek dari indriya perasa
atau lidah
5.
Kayayatana-potthabhayatana
kesadaran
jasmani atau tubuh mengenali objek-objek sentuhan seperti halus atau kasar.
Sentuhan merupakan objek dari indriya jasmani atau tubuh
6.
Manayatana-dhammayatana
kesadaran
pikiran mengenali fenomena-fenomena mental. Fenomena mental merupakan objek
dari pikiran
3.
Dhatu 18
1. Cakkhu-dhâtu
2. Rupa-dhâtu
3. Cakkhuviññana-dhâtu
4. Sota-dhatu
5. Sadda-dhatu
6. Sotavinñana-dhatu
7. Ghana-dhâtu
8. Gandha-dhatu
9. Ghanavinñana-dhatu
10. Jivha-dhâtu
11. Rasa-dhatu
12. Jivhaviññana-dhâtu
13. Kaya-dhâtu
14. Photthabba-dhatu
15. Kayaviññana-dhâtu
16. Mano-dhatu
17. Manovinñana-dhatu
18. Dhamma-dhatu
4.
Indriya 22
1. Indriya mata (cakkhundriya)
2. Indriya telinga (sotindriya)
3. Indriya hidung (ghanindriya)
4. Indriya lidah (jivhindriya)
5. Indriya jasmani (kayindriya)
6. Indriya batin (manindriya)
7. Indriya kelamin betina (itthindriya)
8. Indriya kelamin jantan (purisindriya)
9. Indriya daya hidup (jivitindriya)
10. Indriya rasa senang dari jasmani (sukhindriya)
11. Indriya rasa derita dari jasmani (dukkhindriya)
12. Indriya rasa senang dari batin (somanassindriya)
13. Domanassindriyani
14. Upekkhindriya
15. Saddhindriyani
16. Viriyindriya
17. Satindriya
18. Samadhindriya
19. Paññindriya
20. Anaññataññassamitinriya
21. Aññindriya
22. Aññatavindriya
5.
Empat ariya sacca
a. Dukkha-ariyasacca
Kesunyataan mulia tentang dukkha.
Jenis-jenis dukkha:
•
Dukkha-dukkha: dukkha sebagai penderitaan yang umum,
yaitu semua jenis penderitaan dalam kehidupan.
•
Viparinama-dukkha: dukkha sebagai perubahan.
•
Sankhara-dukkha: dukkha sebagai akibat dari keadaan
yang berkondisi (bersyarat).
b. Dukkha-samudaya-ariyasacca
Kesunyataan mulia tentang sebab timbulnya dukkha atau
asal mula dukkha. Yang menyebabkan timbulnya dukkha adalah tanha (nafsu keinginan rendah).
Macam-macam tanha:
1.
Kama-tanha:
Nafsu keinginan
rendah terhadap obyek-obyek yang menimbulkan kemelekatan (keinginan akan nafsu
indra).
2. Bhava-tanha:
Nafsu keinginan rendah untuk menjadi ini atau itu,
berdasarkan kepercayaan tentang adanya diri atau jiwa yang kekal.
3. Vibhava-tanha:
Nafsu keinginan rendah untuk tidak menjadi ini atau
itu beranggapan setelah mati tamatlah riwayat setiap manusia atau makhluk.
c. Dukkha-niroda-ariyasacca
Kesunyataan mulia tentang berakhirnya dukkha atau
berhentinya dukkha. Dengan melenyapkan tanha secara mutlak maka dukkha akan
berakhir, dengan kata lain terealisasinya nibbanā.
d.
Dukkha-nirodagamini-patipada-ariyasacca
Kesunyataan
mulia tentang jalan menuju lenyapnya dukkha atau jalan yang harus ditempuh
untuk melenyapkan dukkha, yaitu jalan mulia berunsur delapan.
6.
Dua belas nidana (paticcasamupada)
Avijja paccaya sankhara
Sankhara paccaya viññana
Viññanaÿ paccaya nama-rupa
Nama-rupa paccaya salayatana
Salayatana paccaya phasso
Phassa paccaya vedana
Vedana paccaya tanha
Tanha paccaya upadana
Upadana paccaya bhavo
Bhava paccaya jati
Jati paccaya jara-marana
Jara-marana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar