Kamis, 02 Januari 2014

obyek Vipassanā


Vipassanā:
Seluruh fenomena Batin dan jasmani atau nama dan rupa:
1.      Panca Khandha
2.      12 ayatana
3.      18 dhatu
4.      22 indriya
5.      4 ariya sacca
6.      12 nidana
Penjelasan obyek Vipassanā
1.      Pancakhandha
a.      kelompok jasmani (rupa khandha)
bentuk rupa terdiri dari 28 unsur, yaitu mahabhuta rupa 4, dan 24 upada rupa yang tumbuh dan berkembang dari mahabhuta rupa. Mereka tumbuh dan berkembang menjadi jasmani karena karma yang lalu, pikiran dalam kehidupan sekarang, panas (utu) dan makanan (ahara), baik selagi dalam kandungan ibu dan setelah dilahirkan. Mereka disebut rupa dengan pengertian bahwa mereka berubah atau hancur karena pengaruh panas dan dingin.
b.      kelompok perasaan (vedana khandha)
vedana adalah perasaan yang berupa menyenangkan, menyedihkan, yang bukan menyenangkan dan bukan menyedihkan, yang timbul karena kontak indria dengan obyek penginderaan.
c.       Kelompok Pencerapan (sañña khandha)
Sañña adalah pengenalan kembali terhadap apa  yang pernah kontak dengan kita melalui penginderaan, seperti terekam dalam batin kita. Pengenalan ini berkaitan dengan penginderaan melalui enam indria.
d.      Kelompok pikiran (sankhara khandha)
Sankhara khandha adalah kehendak (cetana) yang disebabkan oleh pencerapan dan perasaan yang timbul secara simultan. Kehendak ini mungkin baik atau buruk.
e.      Kelompok Kesadaran (Viññana khandha)
Viññana adalah kesadaran  yang timbul karena kontak indra dengan penginderaan. Kesadaran yang timbul karena kontak itu akan banyak sekali.

2.      Dua belas ayatana
Menurut kamus Baru Buddha Dhamma, halaman 47:
Pengertian Ayatana adalah 12 pokok atau sumber landasan indriya untuk mengetahui yang berperan pada perkembangan batin - 6 landasan indriya bagian dalam dan 6 landasan indriya bagian luar.
Menurut kompilasi istilah Buddhis, halaman 18:          
Pengertian ayatana adalah indriya. Terdapat 12 dasar proses mental. 6 merupakan 5 indriya dan pikiran, 6 lainnya adalah objek indriya berkaitan, konsepsi atau pikiran yang menjadi objek pikiran.
Menurut kamus Buddha Dhamma, halaman 40:
Pengertian ayatana adalah unsur indiya untuk mengetahui sesuatu.
Jadi Ayatana adalah pokok landasan indriya yang berjumlah 12 terdiri dari enam landasan indriya dalam dan enam landasan indriya luar yang merupakan dasar proses mental untuk mengetahui yang berperan pada perkembangan batin.
Isi dari Ayatana adalah:
Dibagi menjadi 2
1.      Enam landasan indriya bagian dalam, yang terdiri dari:
a.      Cakkhu (mata)
b.      Sota (telinga)
c.       Ghana (hidung)
d.      Jivha (lidah)
e.      Kaya (badan jasmani)
f.        Mano (pikiran)
2.      Enam landasan indriya bagian luar, yang terdiri dari:
a.      Rupa (bentuk yang dapat dilihat)
b.      Sadda (suara)
c.       Ghandha (bau-bauan)
d.      Rasa (rasa)
e.      Photthabha (objek yang kontak dengan badan jasmani/sentuhan)
f.        Dhamma (objek atau hal yang timbul di dalam pikiran)
                
Penjelasan enam landasan indriya bagian dalam:
1.      Cakkhu (mata)
syaraf di dalam bola mata yang dapat melihat bermacam-macam rupa. Syaraf ini disebut Cakkhu Pasada.
2.      Sota (telinga)
syaraf di dalam lubang telinga yang dapat mendengar suara. Pengertian sota  disini bukan berarti daun telinga melainkan syarafnya yang juga dapat disebut Sota Pasada.
3.      Ghana (hidung)
syaraf di dalam hidung yang dapat mencium bau-bauan. Syaraf ini disebut Ghana Pasada.
4.      Jivha (lidah)
syaraf lidah yang dapat merasakan rasa. Syaraf ini disebut Jivha Pasada.
5.      Kaya (tubuh)
syaraf yang merasakan adanya sentuhan antara badan jasmani dengan benda-benda di luar tubuh. Syaraf ini berada di seluruh badan jasmani kecuali gigi, kuku, dan rambut tidak mempunyai syaraf perasa. Syaraf ini disebut Kaya Pasada.
6.      Mano (pikiran)
Yaitu Citta.

Penjelasan enam indriya bagian luar:
7.      Rupa (bentuk)
sesuatu bentuk yang dapat dilihat dengan cakkhu.
8.      Sadda (suara)
sesuatu yang dapat didengar melalui sota.
9.      Ghanda (bau- bauan)
sesuatu yang dapat dibau melalui ghana
10. Rasa (rasa)
sesuatu yang dapat dirasakan melalui jivha
11. Photthabha (sentuhan)
sesuatu yang dirasakan karena ditimbulkan oleh kaya
12. Dhamma (bentuk-bentuk pikiran)
sesuatu yang dipikirkan/timbul dalam pikiran (citta)

Hubungan antara enam landasan indriya subjektif (indra dalam) dan enam landasan indriya objektif (indra luar):
1.   Cakkhuyatana-rupayatana
kesadaran mata mengenali objek-objek visual atau bentuk. Bentuk arau rupa merupakan objek dari indriya mata
2.   Sotayatana-saddayatana
kesadaran telinga mengenali objek-objek suara. Suara atau bunyi-bunyian merupkan objek dari indriya telinga
3.   Ghanayatana-ghandayatana
kesadaran hidung mengenali objek-objek bebauan. Bau-bauan merupakan objek dari indriya hidung
4.   Jivhayatana-rasayatana
kesadaran lidah mengenali objek-objek citarasa. Rasa merupakan objek dari indriya perasa atau lidah
5.   Kayayatana-potthabhayatana
kesadaran jasmani atau tubuh mengenali objek-objek sentuhan seperti halus atau kasar. Sentuhan merupakan objek dari indriya jasmani atau tubuh
6.   Manayatana-dhammayatana
kesadaran pikiran mengenali fenomena-fenomena mental. Fenomena mental merupakan objek dari pikiran

3.      Dhatu 18
1.       Cakkhu-dhâtu
2.      Rupa-dhâtu
3.      Cakkhuviññana-dhâtu
4.      Sota-dhatu
5.      Sadda-dhatu
6.      Sotavinñana-dhatu
7.      Ghana-dhâtu
8.      Gandha-dhatu
9.      Ghanavinñana-dhatu
10. Jivha-dhâtu
11. Rasa-dhatu
12. Jivhaviññana-dhâtu
13. Kaya-dhâtu
14. Photthabba-dhatu
15. Kayaviññana-dhâtu
16. Mano-dhatu
17. Manovinñana-dhatu
18. Dhamma-dhatu

4.      Indriya 22
1.      Indriya mata (cakkhundriya)
2.      Indriya telinga (sotindriya)
3.      Indriya hidung (ghanindriya)
4.      Indriya lidah (jivhindriya)
5.      Indriya jasmani (kayindriya)
6.      Indriya batin (manindriya)
7.      Indriya kelamin betina (itthindriya)
8.      Indriya kelamin jantan (purisindriya)
9.      Indriya daya hidup (jivitindriya)
10. Indriya rasa senang dari jasmani (sukhindriya)
11. Indriya rasa derita dari jasmani (dukkhindriya)
12. Indriya rasa senang dari batin (somanassindriya)      
13. Domanassindriyani           
14. Upekkhindriya           
15. Saddhindriyani
16. Viriyindriya
17. Satindriya
18. Samadhindriya  
19. Paññindriya     
20. Anaññataññassamitinriya 
21. Aññindriya          
22. Aññatavindriya

5.      Empat ariya sacca
a.      Dukkha-ariyasacca
       Kesunyataan mulia tentang dukkha.
Jenis-jenis dukkha:
         Dukkha-dukkha: dukkha sebagai penderitaan yang umum, yaitu semua jenis penderitaan dalam kehidupan.
         Viparinama-dukkha: dukkha sebagai perubahan.
         Sankhara-dukkha: dukkha sebagai akibat dari keadaan yang berkondisi (bersyarat).
b.      Dukkha-samudaya-ariyasacca
Kesunyataan mulia tentang sebab timbulnya dukkha atau asal mula dukkha. Yang menyebabkan timbulnya dukkha adalah tanha (nafsu keinginan rendah).
Macam-macam tanha:
1.      Kama-tanha:
Nafsu keinginan rendah terhadap obyek-obyek yang menimbulkan kemelekatan (keinginan akan nafsu indra).
2.      Bhava-tanha:
Nafsu keinginan rendah untuk menjadi ini atau itu, berdasarkan kepercayaan tentang adanya diri atau jiwa yang kekal.



3.      Vibhava-tanha:
Nafsu keinginan rendah untuk tidak menjadi ini atau itu beranggapan setelah mati tamatlah riwayat setiap manusia atau makhluk.
c.       Dukkha-niroda-ariyasacca
Kesunyataan mulia tentang berakhirnya dukkha atau berhentinya dukkha. Dengan melenyapkan tanha secara mutlak maka dukkha akan berakhir, dengan kata lain terealisasinya nibbanā.
d.      Dukkha-nirodagamini-patipada-ariyasacca
Kesunyataan mulia tentang jalan menuju lenyapnya dukkha atau jalan yang harus ditempuh untuk melenyapkan dukkha, yaitu jalan mulia berunsur delapan.

6.      Dua belas nidana (paticcasamupada)
Avijja paccaya sankhara
Sankhara paccaya viññana
Viññanaÿ paccaya nama-rupa
Nama-rupa paccaya salayatana
Salayatana paccaya phasso
Phassa paccaya vedana
Vedana paccaya tanha
Tanha paccaya upadana
Upadana paccaya bhavo
Bhava paccaya jati
Jati paccaya jara-marana
Jara-marana

Tidak ada komentar: